Pasar mobil listrik di Indonesia mengalami perkembangan signifikan sepanjang tahun 2025, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Dominasi merek BYD dalam penjualan mobil listrik menghasilkan banyak perhatian, karena model-model mereka terus mengungguli kompetitor lainnya.
Data menunjukkan bahwa BYD M6 menjadi model terlaris dengan distribusi yang mengesankan. Dengan sebanyak 8.619 unit terjual hingga bulan Agustus, M6 berhasil menduduki puncak dan mengalahkan model lainnya.
Di urutan kedua terdapat BYD Sealion 7, yang mencatat penjualan 6.997 unit. Sementara itu, Denza D9 melengkapi tiga besar dengan total 6.548 unit terjual selama periode yang sama.
Kompetisi Ketat di Pasar Mobil Listrik Indonesia
Pesaing utama BYD datang dari Chery iCar, yang menempati posisi keempat dengan penjualan 4.803 unit. Diikuti oleh Wuling Air EV yang berhasil meraih angka 2.947 unit, disusul Wuling Binguo EV dan Cloud EV.
Model-model ini menunjukkan bahwa pasar mobil listrik di Indonesia semakin ramai, dengan berbagai pilihan yang tersedia untuk konsumen. Dengan adanya banyak pilihan, konsumen berpotensi mendapatkan inovasi dan teknologi yang lebih baik.
Pemasaran yang agresif dan penawaran menarik juga menjadi faktor pendukung dalam menarik pelanggan. Beberapa merek juga melakukan pengembangan fitur canggih untuk meningkatkan daya tarik produk mereka.
Analisis Penjualan Mobil Listrik Sepanjang 2025
Dalam perspektif yang lebih luas, distribusi total mobil listrik berbasis baterai di Indonesia mencapai 51.191 unit dalam delapan bulan pertama tahun ini. Angka ini terus meningkat, mencerminkan tren positif dalam adopsi kendaraan ramah lingkungan di kalangan masyarakat.
Untuk bulan Agustus sendiri, angka penjualan mengalami kenaikan menjadi 6.358 unit. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan bulan Juli, yang hanya mencatat 5.869 unit.
Peningkatan penjualan ini bisa jadi akibat kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap pentingnya penggunaan kendaraan listrik. Banyak konsumen yang mulai menyadari manfaat mobil listrik dari segi efisiensi bahan bakar dan dampak lingkungan yang lebih baik.
Proyeksi Masa Depan dan Kebijakan Pemerintah
Merebaknya mobil listrik di pasar Indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan kendaraan listrik. Subsidi untuk mobil listrik yang diberikan pemerintah diperkirakan akan berakhir pada akhir 2025.
Mulai 1 Januari 2026, semua produsen mobil diharuskan untuk memproduksi kendaraan sesuai dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Ini adalah langkah penting untuk mendorong industri otomotif lokal dan meningkatkan investasi di sektor ini.
Produsen yang sebelumnya mengimpor mobil listrik utuh juga diwajibkan untuk memproduksi mobil di Indonesia sesuai kuota impor yang telah ditetapkan. Langkah ini diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.