Proyek kendaraan listrik nasional menjadi sorotan utama di Indonesia. Teknologi Militer Indonesia (TMI) diduga telah menggelontorkan dana sekitar US$1 juta atau setara Rp16 miliar untuk mengembangkan inisiatif ini, yang mengekspresikan komitmen nyata terhadap kemandirian industri otomotif nasional.
Harsusanto, Presiden dan CEO TMI menjelaskan bahwa meskipun dia tidak mengonfirmasi angka tersebut, dia mengakui bahwa biaya pengembangan mobil listrik secara keseluruhan sangat signifikan. Ia menekankan bahwa kebutuhan perangkat lunak berstandar tinggi menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan proyek ini.
“Ya pokoknya lumayan banyak, karena ini ada software yang mesti dibeli, lumayan mahal,” ucapnya saat ditemui di GIIAS 2025 pekan lalu. Hal ini menunjukkan transparansi TMI dalam menjalankan proyek ambisius ini.
Keseriusan TMI dalam Mengembangkan Mobil Listrik Nasional
Dana yang digunakan untuk proyek ini tidak berasal dari pemerintah, melainkan dari kantong perusahaan dan dukungan dari anak usaha lainnya milik TMI. Hal ini menunjukkan tingkat kemandirian finansial yang tinggi dan komitmen dari pihak internal untuk mendorong proyek ini lebih lanjut.
Menurut Harsusanto, meskipun dana yang diperlukan cukup besar, semuanya dilakukan demi kepentingan bangsa. “Beberapa teman sepakat untuk melakukan pembiayaan ini untuk buktikan bahwa kami bisa menghasilkan desain,” ujarnya penuh semangat.
TMI tengah bekerja keras untuk menciptakan prototipe yang tidak hanya inovatif tetapi juga mampu bersaing di pasar otomotif. Pengembangan mobil ini mencakup desain eksterior dan interior yang modern, yang diharapkan dapat menarik perhatian konsumen di Indonesia.
Purwarupa Mobil Asli Indonesia: i2C
Purwarupa pertama dari proyek ini, yang dinamakan i2C atau Indigenous Indonesian Car, merupakan langkah awal yang menarik dalam perjalanan mereka. Melalui proses desain yang cermat, mereka telah berhasil menciptakan model mobil yang bisa memicu rasa bangga masyarakat terhadap produk lokal.
TMI memulai proyek ini dengan sketsa desain yang sederhana sebelum berkolaborasi dengan perusahaan konsultan desain asal Italia, Italdesign. Proses kreatif ini membuktikan komitmen mereka untuk mengangkat kualitas desain mobil nasional menjadi lebih tinggi.
Konsep SUV 7 penumpang berbasis baterai ini telah dipamerkan di GIIAS 2025, memberikan gambaran konkret mengenai visi desain yang sedang dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa TMI tidak hanya berbicara, tetapi juga mengambil langkah nyata untuk merealisasikan visinya.
Rencana Produksi dan Target Pasar di Masa Depan
Pengerjaan proyek ini telah berlangsung kurang dari setahun sehingga ditargetkan untuk memasuki tahap produksi massal paling lambat pada tahun 2028. Harapan TMI adalah agar mobil ini dapat dijual di pasar dengan harga yang terjangkau, di bawah Rp500 juta.
Salah satu tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menghindari kontroversi yang terjadi di masa lalu terkait dengan produk otomotif nasional. TMI berkomitmen untuk memberikan produk yang berkualitas tinggi tanpa pengulangan kesalahan yang sama.
Dengan pasar yang semakin kompetitif dan kebutuhan akan kendaraan ramah lingkungan yang terus meningkat, proyek ini memiliki potensi untuk menjadi solusi yang tepat. TMI berusaha keras untuk tidak hanya menciptakan mobil, tetapi juga membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi industri otomotif Indonesia.