Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan penting kepada masyarakat, terutama bagi pengguna transportasi laut. Peringatan ini berkaitan dengan potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai kedalaman empat meter di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 7 hingga 10 September 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Yandri Anderudson Tungga, menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gelombang laut di wilayah tersebut. Ia menyatakan, gelombang setinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di beberapa lokasi strategis di NTT.
Penyebab tingginya gelombang laut ini bisa dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan pola angin lokal yang sering berubah. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk selalu memperbarui informasi mengenai keadaan cuaca sebelum melakukan perjalanan ke atau di sepanjang jalur laut.
Pentingnya Waspada Terhadap Gelombang Tinggi di Laut NTT
Menurut Yandri, gelombang tinggi di NTT tidak hanya terjadi di satu area, melainkan dapat ditemukan di beberapa titik. Daerah yang paling berisiko termasuk Selat Sape bagian selatan dan perairan selatan Timor-Rote.
Fenomena ini dapat dipicu oleh pola angin yang bergerak dari tenggara menuju barat daya dengan kecepatan yang bervariasi. Kecepatan angin yang berkisar antara 6 hingga 30 knot berpotensi untuk meningkatkan gelombang laut.
Untuk mengantisipasi hal ini, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini yang cermat serta rekomendasi keselamatan bagi pengguna transportasi laut. Langkah ini dimaksudkan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan bagi mereka yang berlayar di perairan NTT dalam periode tersebut.
Risiko yang Dapat Dihadapi Pengguna Transportasi Laut
Di saat angin bertiup dengan kecepatan 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter, pelayaran perahu nelayan menjadi berisiko tinggi. Karena itu, nelayan diminta untuk lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk pergi melaut.
Kecepatan angin yang melebihi 16 knot dan gelombang yang mencapai 1,5 meter dapat mempengaruhi keselamatan kapal tongkang. Sebuah tindakan pencegahan yang lebih ketat harus diterapkan dalam situasi seperti ini.
Jika kecepatan angin meningkat menjadi 21 knot dengan gelombang setinggi 2,5 meter, kapal feri juga terancam. Masyarakat diimbau untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan mereka saat menghadapi kondisi ini.
Pentingnya Memantau Informasi Resmi dari BMKG
Yandri juga menekankan pentingnya memantau informasi terbaru dari BMKG untuk menghindari potensi risiko. Masyarakat perlu proaktif dalam mendapatkan berita cuaca dan informasi terkini dari sumber resmi.
Di tengah kondisi cuaca yang terus berubah, perhatian yang serius diperlukan agar keselamatan semua pengguna laut bisa terjamin. Melalui komunikasi yang jelas antara BMKG dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan di lautan.
Pemangku kepentingan, termasuk nelayan dan operator kapal, disarankan untuk mengikuti arahan dari BMKG sebagai langkah pencegahan. Dengan pendekatan ini, risiko akibat gelombang tinggi dapat diminimalkan.