Fenomena terkini di kalangan pengguna kendaraan bermotor berkaitan dengan dugaan bahwa bahan bakar Pertalite mengandung etanol. Banyak masyarakat yang merasa perlu mendapatkan penjelasan yang lebih jelas mengenai isu ini, terutama setelah munculnya masalah teknis pada beberapa motor di Jawa Timur setelah penggunaan Pertalite. Pertanyaan yang beredar di lapangan adalah, apakah memang benar bahan bakar ini mengandung etanol atau tidak?
Pihak Pertamina, melalui Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, memastikan bahwa Pertalite tidak mengandung etanol. Selain itu, pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa selama ini etanol hanya terkandung pada Pertamax Green dengan persentase campuran yang sangat kecil.
Menanggapi isu yang beredar, Ega Legowo Putra, direktur Pertamina, menjelaskan bahwa Pertalite adalah bahan bakar yang murni dan aman untuk digunakan tanpa adanya campuran etanol. Pernyataan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat yang dihadapkan pada situasi ketidakpastian terkait kualitas bahan bakar yang mereka gunakan.
Mengapa Pertalite Menjadi Sorotan Publik?
Beberapa pengguna kendaraan melaporkan masalah teknis seperti motor brebet setelah menggunakan Pertalite, yang menyebabkan kekhawatiran di masyarakat. Salah satu penyebab utama kekhawatiran ini adalah dugaan bahwa ada kandungan air atau senyawa lain dalam bahan bakar yang digunakan. Hal ini tentu saja menciptakan keresahan dan pertanyaan di hati pengguna.
Pihak Pertamina melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa Pertalite tidak terkontaminasi. Ega menjelaskan bahwa hasil dari pengujian tersebut menunjukkan tidak adanya indikasi adanya air atau kontaminan lain yang dapat mengganggu kinerja bahan bakar. Pengujian ini sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat.
Dalam rangka klarifikasi, Pertamina juga menggandeng lembaga pemeriksa independen seperti Lemigas untuk melakukan analisis lebih lanjut. Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa Pertalite sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Standar dan Mutu Pertalite Menurut Regulasi
Pertalite adalah salah satu jenis bahan bakar yang telah ditetapkan sebagai bahan bakar subsidi oleh pemerintah. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Pertalite memiliki spesifikasi tertentu yang harus dipatuhi untuk memastikan kualitasnya. Hal ini mencakup angka oktan, stabilitas oksidasi, dan kandungan sulfur yang semua harus memenuhi standar.
Menurut regulasi, Pertalite memiliki angka oktan 90 dan tingkat stabilitas oksidasi minimal 360 menit. Juga, kandungan sulfur maksimal yang diperbolehkan adalah 0,05% m/m, sedangkan sulfur merkaptan harus di bawah 0,002% m/m. Pertalite juga dijamin tidak mengandung timbal, yang merupakan substansi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Spesifikasi yang ketat ini diharapkan dapat menjamin kualitas Pertalite dan menjawab kekhawatiran masyarakat. Dengan pemrosesan yang baik, diharapkan Pertalite dapat menjadi pilihan yang tepat bagi kendaraan dengan mesin tertentu.
Rekomendasi Penggunaan Pertalite untuk Kendaraan Tertentu
Meskipun Pertalite memiliki banyak keunggulan, tidak semua kendaraan cocok untuk menggunakan bahan bakar ini. Pertalite hanya direkomendasikan untuk kendaraan dengan rasio kompresi tertentu, yaitu antara 9:1 hingga 10:1. Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dapat berpotensi merusak mesin.
Pengguna diharapkan untuk memperhatikan spesifikasi teknis kendaraan mereka sebelum memilih bahan bakar. Menggunakan bahan bakar yang sesuai dapat meningkatkan efisiensi dan usia kendaraan secara keseluruhan. Dalam situasi ini, para pengguna disarankan untuk selalu merujuk pada buku manual atau rekomendasi dari produsen untuk memastikan kecocokan bahan bakar.
Pada akhirnya, meskipun ada berbagai spekulasi yang beredar, penting bagi pengguna untuk mendapatkan informasi dari sumber terpercaya. Dengan memahami spesifikasi dan rekomendasi penggunaan, pengguna dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait bahan bakar yang akan mereka gunakan. Ini juga mendukung keberlangsungan penggunaan energi yang ramah lingkungan.










