Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan tren yang semakin positif, meskipun masih diwarnai dengan berbagai tantangan. Salah satu isu yang sering muncul adalah turunnya harga mobil listrik di pasar bekas serta permasalahan terkait daya tahan baterai.
Menurut sejumlah pengamat, penurunan harga ini disebabkan oleh kekhawatiran masyarakat mengenai usia pemakaian baterai. Namun, pandangan ini ternyata tidak sepenuhnya tepat, karena ada faktor lain yang perlu dipahami lebih dalam.
Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyebutkan, degradasi baterai pada kendaraan listrik sesungguhnya sama dengan penurunan performa mesin pada kendaraan berbahan bakar fosil. Pemahaman ini penting agar konsumen tidak salah kaprah dalam menilai kualitas mobil listrik.
Pemahaman Masyarakat Tentang Baterai Kendaraan Listrik
Moeldoko, Ketua Umum Periklindo, menekankan pentingnya edukasi masyarakat mengenai kendaraan listrik. Ia menjelaskan bahwa stigma negatif tentang baterai yang cepat habis sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.
“Kita perlu memberi tahu masyarakat bahwa baterai kendaraan listrik tidak secepat itu habis. Pemahaman yang keliru ini harus diluruskan agar masyarakat bisa lebih percaya untuk beralih ke kendaraan listrik,” ujarnya.
Melalui berbagai program edukasi, Periklindo berupaya mengoptimalkan pengetahuan masyarakat mengenai keunggulan dan kekurangan kendaraan listrik. Edukasi ini diharapkan dapat meredakan ketakutan yang sering kali tidak beralasan.
Degradasi Baterai Kendaraan Listrik dan Mobil Biasa
Vice Chairman R&D Periklindo, Prabowo Kartoleksono, juga memberikan penjelasan mengenai degradasi yang terjadi pada baterai kendaraan listrik. Ia mengingatkan bahwa kendaraan berbahan bakar fosil juga mengalami penurunan performa seiring waktu.
Senada dengan Moeldoko, Prabowo menyatakan bahwa setelah satu tahun penggunaan, performa mesin bensin akan menurun. Penurunan ini terjadi secara alami karena adanya komponen yang aus.
“Baterai EV sebenarnya tidak kalah baiknya dibandingkan mesin bensin. Penurunan performa adalah hal yang wajar, dan kita harus memahami ini,” tambahnya.
Kepastian Umur Pemakaian Baterai Kendaraan Listrik
Banyak konsumen khawatir bahwa baterai kendaraan listrik akan rusak setelah masa garansi habis. Namun Prabowo menjelaskan bahwa anggapan ini sangat keliru. Ia menegaskan bahwa setelah 10 tahun, baterai tidak serta merta akan berhenti berfungsi.
Rata-rata baterai kendaraan listrik memiliki siklus pengisian hingga 1.000 kali. Setiap tahun, kualitas baterai mungkin mengalami penurunan, tetapi tidak secara drastis. Baterai yang terawat dengan baik dapat terus berfungsi meskipun tidak dalam kondisi optimal.
Dengan penanganan dan perawatan yang baik, seorang pemilik kendaraan listrik dapat menggunakan mobilnya selama bertahun-tahun tanpa mengalami masalah besar dengan baterai.
Langkah-Langkah Edukasi oleh Periklindo
Periklindo berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat serta isu-isu yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Berbagai kegiatan seperti pameran dan konferensi diadakan untuk menyebarkan informasi tersebut.
Melalui program-program ini, Periklindo berusaha mendorong masyarakat untuk lebih memahami penggunaan dan kelebihan dari kendaraan listrik. Mereka juga melibatkan berbagai pihak terkait untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat agar tidak terpengaruh oleh berita atau opini yang tidak berdasar. Dengan pemahaman yang tepat, diharapkan minat terhadap kendaraan listrik semakin meningkat.
Secara umum, umur pakai baterai mobil listrik berkisar antara 10 hingga 15 tahun, tergantung dari kondisi pemakaian. Dalam hal ini, edukasi menjadi kunci penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kendaraan listrik dan teknologi yang mengikutinya.
Dengan dukungan edukasi, informasi, dan inovasi yang terus berkembang, harapannya masyarakat Indonesia dapat lebih siap menyambut era kendaraan listrik. Transformasi ini diharapkan tidak hanya membawa manfaat bagi individu, tetapi juga bagi lingkungan dan ekonomi secara umum.