Penjualan sepeda motor baru pada bulan November 2025 mengalami penurunan menjadi 523.591 unit, setelah pada bulan Oktober mencapai 590.362 unit. Meskipun turun, angka ini tetap memberikan harapan karena total penjualan sepanjang 11 bulan tahun ini telah mencapai 5,9 juta unit, mendekati target terendah yang ditetapkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sebesar 6,4 juta unit.
Produsen anggota AISI hanya membutuhkan sekitar 450 ribuan unit penjualan tambahan untuk mencapai target nasional. Dalam konteks ini, dinamika pasar sepeda motor di Indonesia menarik untuk dianalisis lebih lanjut, mengingat banyaknya faktor yang memengaruhi penjualan dan kondisi industri secara keseluruhan.
Menariknya, AISI menetapkan target tinggi, dengan prospek penjualan dari lima anggotanya seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS mencapai 6,7 juta unit. Target tersebut mencerminkan optimisme untuk pertumbuhan di sektor otomotif, meskipun tantangan tetap ada.
Analisis Terhadap Penurunan Penjualan Motor pada Bulan November 2025
Penurunan penjualan sepeda motor di bulan November menunjukkan adanya fluktuasi yang mungkin diakibatkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kondisi ekonomi yang kurang stabil, yang mungkin membuat konsumen lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian.
Selain itu, musim hujan yang biasanya mulai melanda pada akhir tahun bisa menjadi salah satu alasan mengapa konsumen enggan membeli motor baru. Faktor cuaca sering kali berpengaruh pada jenis moda transportasi yang dipilih oleh masyarakat di Indonesia, yang lebih memilih transportasi umum pada kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Data penjualan juga menunjukkan bahwa terdapat penurunan dalam ekspor sepeda motor, dengan ekspor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) menurun menjadi 43.426 unit pada bulan November dari sebelumnya 49.009 unit di bulan Oktober. Total ekspor CBU hingga November berjumlah 502.592 unit, yang menunjukkan tantangan di pasar internasional.
Pemimpin Pasar: Honda Tetap Menjadi Raja Penjualan Motor
Selama tahun ini, Honda tetap menjadi pemimpin pasar sepeda motor di Tanah Air dengan penguasaan pasar hampir 80 persen. Pada periode Januari hingga Oktober 2025, Honda berhasil menjual sekitar 4,2 juta unit dari total distribusi 5.427.253 unit.
Penguasaan pasar yang tinggi ini menggambarkan reputasi Honda dalam menawarkan produk yang digemari oleh konsumen, terutama di segmen skutik. Model-model seperti Beat, Scoopy, dan Vario Series masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.
Meskipun ada penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan penjualan Honda masih mencerminkan keberhasilan strategi pemasaran dan inovasi produk yang dilakukannya.
Rincian Penjualan Motor dari Januari hingga November 2025
Rincian penjualan sepeda motor dari Januari hingga November 2025 memberikan gambaran lebih jelas mengenai dinamika pasar. Dari data yang ada, Januari mencatatkan penjualan 560.301 unit, dan angka ini berfluktuasi setiap bulannya.
Setiap bulan menunjukkan angka yang bervariasi, dengan puncak tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan 590.362 unit. Namun, penurunan terjadi pada bulan November dengan total penjualan hanya mencapai 523.591 unit.
Total penjualan selama 11 bulan di tahun 2025 mencapai 5.950.844 unit, yang menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi oleh industri sepeda motor di Indonesia. Rincian berikut cukup menarik untuk diperhatikan oleh para pelaku industri.
Tantangan dan Peluang di Sektor Penjualan Sepeda Motor
Tantangan yang dihadapi oleh industri sepeda motor meliputi fluktuasi ekonomi, cuaca, dan juga persaingan antara produsen. Di sisi lain, terdapat pula peluang untuk berinovasi, baik dalam segi produk maupun strategi pemasaran.
Dengan memperhatikan tren pasar dan kebutuhan konsumen yang berubah-ubah, produsen harus mampu beradaptasi agar tetap kompetitif. Inovasi teknologi menjadi sangat penting, termasuk dalam pengembangan sepeda motor ramah lingkungan yang semakin diminati oleh masyarakat.
Industri sepeda motor Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh, asalkan mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Konsumen yang semakin kritis membutuhkan produk yang tidak hanya berkualitas tetapi juga hemat energi.











