Penjualan mobil di Malaysia telah mencapai tonggak sejarah dengan mengalahkan Indonesia untuk pertama kalinya. Pada kuartal kedua tahun 2025, Malaysia mencatat penjualan mobil sebanyak 183.366 unit, meskipun mengalami penurunan satu persen dibandingkan tahun lalu.
Di sisi lain, penjualan mobil di Indonesia menunjukkan angka yang lebih mengecewakan, turun sebesar 12 persen dengan total penjualan mencapai 169.578 unit. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat Indonesia biasanya dianggap sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.
Kondisi ini menjadi semakin menarik ketika dilihat dari populasi, di mana Indonesia memiliki hampir 300 juta jiwa, jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia yang hanya 35 juta jiwa. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan mobil di Indonesia dan stabilitas pasar di Malaysia.
Faktor Penyebab Penurunan Penjualan Mobil di Indonesia
Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab menurunnya penjualan mobil di Indonesia adalah berkurangnya daya beli masyarakat kelas menengah. Menurut para ekonom, hal ini dipicu oleh berbagai faktor ekonomi yang memengaruhi stabilitas keuangan konsumen.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa proporsi kelas menengah di Indonesia menyusut cukup signifikan. Dari 21,4 persen di tahun 2019, angka ini turun menjadi hanya 17,1 persen di tahun 2024, di tengah meningkatnya jumlah populasi.
Kondisi ini bukan hanya berdampak pada sektor otomotif, tetapi juga mengganggu banyak industri lainnya. Dalam situasi seperti ini, konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian, termasuk membeli kendaraan baru.
Perbandingan Pasar Otomotif Malaysia dan Indonesia
Berbanding terbalik, pasar otomotif di Malaysia tetap stabil meskipun ada penurunan sedikit pada angka penjualan. Merek lokal seperti Perodua dan Proton telah berjasa besar, menyumbang sekitar 63 persen dari total penjualan nasional pada paruh pertama tahun 2025.
Selain itu, tren positif di sektor kendaraan listrik juga sangat membantu Malaysia. Penjualan mobil listrik meningkat tajam, menandakan adanya perubahan preferensi konsumen yang lebih peduli pada lingkungan.
Kenaikan penjualan kendaraan listrik dan hibrida di Malaysia menjadi sorotan, terutama ketika penjualan kendaraan listrik melonjak 91 persen menjadi 12.733 unit dalam periode yang sama. Ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dan ketahanan merek lokal sangat efektif dalam mendongkrak pasar.
Perkembangan Pasar Otomotif di Asia Tenggara
Pertumbuhan pasar otomotif di Asia Tenggara secara umum menunjukkan dinamika yang menarik. Di Vietnam, angka penjualan mobil bahkan mengalami pertumbuhan tertinggi di kawasan ini, naik 18 persen menjadi 90.772 unit meski ada tekanan dari kebijakan tarif luar negeri.
Keberhasilan Vietnam dapat dilihat dari pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh 7,52 persen pada paruh pertama tahun 2025, menjadi yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Ini memberikan indikasi bahwa ekonomi domestik yang kuat dapat menjadi pendorong penting bagi industri otomotif.
Thailand juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan penjualan mencapai 149.501 unit. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan penjualan kendaraan listrik yang meningkat hingga 33 persen, menjadikannya sekitar 23 persen dari total penjualan mobil di negara tersebut.