Salah satu perwakilan ojek online dari delapan yang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Mohamad Rahman Tohir, menjelaskan identitas mereka sebagai mitra resmi dari berbagai aplikator. Menurutnya, meskipun mereka berasal dari komunitas berbeda, hubungan antaranggota sudah terjalin sebelum pertemuan itu.
“Kami sering bertemu di lapangan,” tegasnya, menanggapi anggapan bahwa mereka bukan ojol sebenarnya. Status mereka sebagai mitra resmi juga sudah diakui oleh berbagai penyedia layanan ojek online.
Rahman yang sudah berpengalaman menjadi ojol sejak 2015 mengaku tergabung dalam Forum Komunitas Driver Online Indonesia. Komunitas tersebut didirikan pada 2017 dan kini mengangkatnya sebagai ketua umum.
Peran Komunitas dan Kerjasama antar Ojol dalam Mendukung Kesejahteraan
Dalam diskusi mengenai komunitas, Rahman menyebut bahwa mereka membangun aliansi bernama Koalisi Ojol Nasional pada tahun 2020. Aliansi ini menggabungkan berbagai komunitas dengan tujuan untuk menciptakan satu suara di antara para driver.
Sebagai Kepala Divisi Hukum Koalisi Ojol Nasional, latar belakang pendidikan Rahman di bidang hukum membantunya dalam mengorganisasi dan menyusun program bagi anggota komunitas. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para ojol tidak hanya mengandalkan keterampilan mengemudi, tetapi juga pengetahuan hukum yang mumpuni.
Dalam konteks ini, Rahman menjelaskan bahwa komunitas yang diikutinya terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk ojol perempuan yang bergabung dalam Lady Grab. Komunitas ini mengikuti semangat pengembangan dan dukungan satu sama lain dalam mengatasi tantangan kerja sehari-hari.
Menghadapi Tuduhan dan Citra Negatif terhadap Ojek Online
Di tengah perbincangan mengenai ojek online, muncul tuduhan bahwa mereka yang diundang Gibran bukanlah ojol asli. Isu ini semakin berkembang setelah wawancara Rahman tersebar di media sosial. Gaya bicaranya yang dianggap terlalu formal membuatnya dihakimi sebagai sosok yang tidak mencerminkan ciri khas ojol.
Rahman tidak merasa terganggu dengan anggapan tersebut. Menurutnya, beragam latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja membuat gaya bicara mereka berbeda-beda.
Dalam penjelasannya, Rahman menekankan pentingnya mengenali bahwa banyak ojol yang merupakan lulusan perguruan tinggi, bahkan ada yang memiliki gelar pascasarjana. Ini membantah stereotip bahwa ojol merupakan kasta terendah dalam masyarakat.
Pentingnya Pengetahuan dan Pendidikan bagi Para Driver Ojol
Rahman menyoroti bahwa penggunaan istilah seperti edukasi dan eskalasi dalam percakapan sehari-hari bukanlah hal yang asing baginya. Dengan latar belakang akademis dan pengalaman kerja di posisi manajerial, Rahman berusaha menunjukkan bahwa ada sisi intelektual dalam profesi tersebut.
Namun, dirinya juga menyayangkan anggapan negatif yang beredar, di mana mereka dipandang tidak layak untuk menggunakan bahasa yang lebih kompleks. Pandangan semacam ini merendahkan makna profesi ojek online secara keseluruhan.
Melalui komunikasi dan dialog yang konstruktif, Rahman berharap dapat mengubah persepsi masyarakat tentang ojek online. Ia percaya bahwa keahlian dan pengetahuan yang dimiliki para ojol seharusnya dihargai, sehingga sejajar dengan profesi lainnya.