Pergeseran pasar otomotif di Indonesia semakin nyata, dan dampaknya dirasakan oleh banyak pihak. Permintaan kendaraan bermotor yang menurun dalam beberapa waktu terakhir memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri, terutama terkait dengan potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang meluas.
Dalam konteks ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menekankan perlunya langkah cepat dari pemerintah. Mereka menginginkan agar pemerintah dapat memberikan solusi strategis untuk mencegah PHK, terutama di sektor yang berhubungan dengan pembuatan dan penjualan kendaraan.
“Kita harus bergerak cepat untuk menghindari PHK yang lebih luas,” ungkap Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gaikindo. Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan yang mendalam terhadap nasib pekerja di sektor otomotif yang semakin tidak menentu.
Penurunan Penjualan yang Mengkhawatirkan bagi Sektor Otomotif
Penurunan penjualan kendaraan mengalami tren yang menakutkan, yang rupanya telah berdampak pada sektor komponen nasional. Banyak pengusaha terpaksa merumahkan karyawan atau melakukan pengurangan tenaga kerja untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar yang sulit ini.
Gaikindo mengamati bahwa penjualan kendaraan mengalami penurunan signifikan sejak awal tahun. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa penjualan retail kendaraan dalam periode Januari hingga Juli 2025 turun hampir 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam hal ini, Jongkie menjelaskan bahwa Gaikindo telah mengusulkan sejumlah langkah kepada pemerintah untuk menciptakan stimulus bagi pasar otomotif. Ini termasuk kebijakan pajak yang lebih menguntungkan bagi produsen dan konsumen agar harga kendaraan dapat lebih terjangkau.
Kebijakan Pajak untuk Mendorong Penjualan Kendaraan
Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan ulang Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penjualan kendaraan sebagaimana yang terjadi pada masa pandemi sebelumnya.
“Kami percaya bahwa skema ini bisa berhasil sekali lagi jika diterapkan dengan benar,” ujar Jongkie. Ia menambahkan bahwa harga yang lebih terjangkau akan berkaitan langsung dengan peningkatan produksi kendaraan dan komponen lokal.
Jongkie menunjukkan bahwa saat penerapan PPnBM DTP saat pandemi, penjualan kendaraan mengalami lonjakan yang signifikan. Berbagai indeks pendapatan negara juga meningkat, yang menunjukkan dampak positif dari kebijakan tersebut.
Dampak PHK yang Sudah Terjadi pada Industri Komponen
Situasi pasar yang tidak menentu telah menyebabkan PHK pada industri komponen, yang mungkin akan terus berlanjut. Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), menyatakan bahwa PHK telah terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
Menurut laporan dari perusahaan-perusahaan anggota GIAMM, pengurangan karyawan bervariasi antara 3 persen hingga 23 persen, tergantung pada ukuran dan jenis perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak dari pekerja yang harus mengalami ketidakpastian di tengah kondisi yang kian sulit.
Rachmat menambahkan bahwa jumlah pengurangan tenaga kerja ini merupakan akumulasi dari kondisi pasar otomotif yang tidak menentu sejak tahun 2023. Industri komponen mengalami penurunan pasokan yang ekstrem, yang diperkirakan mencapai 28 persen pada bulan Juli 2025.
Data Penjualan dan Permasalahan Lain di Pasar Otomotif
Data dari Gaikindo menunjukkan bahwa penurunan penjualan kendaraan hingga 10,8 persen pada periode yang sama menunjukkan adanya masalah serius di pasar otomotif. Penjualan kendaraan roda dua juga mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa situasi ini bukan hanya terjadi pada segmen kendaraan roda empat.
Salah satu tantangan yang dihadapi pasar otomotif adalah meningkatnya impor truk CBU untuk kebutuhan sektor pertambangan. Hal ini berdampak negatif pada produsen kendaraan lokal, yang harus bersaing dengan kendaraan impor yang lebih murah.
Di sisi lain, meskipun pasar mobil listrik di Indonesia menunjukkan pertumbuhan, kendaraan listrik tidak membutuhkan komponen sebanyak kendaraan konvensional, yang semakin memperburuk kondisi industri komponen lokal.