Akhir pekan MotoGP Indonesia di Mandalika pada tahun 2025 menjadi momen yang penuh tantangan bagi Pecco Bagnaia. Setelah menunjukkan performa gemilang di Motegi pekan sebelumnya, Bagnaia menghadapi situasi yang jauh berbeda di sirkuit yang terkenal menantang ini.
Selama akhir pekan balapan, Pecco Bagnaia merasa kebingungan dan frustrasi. Ia mengalami kesulitan yang signifikan dalam menemukan ritme dari motornya, sesuatu yang sangat kontras dengan keberhasilannya di Jepang.
Pembalap dari tim Ducati Lenovo ini berjuang untuk mendapatkan keseimbangan motor yang optimal. Sebagai juara di Jepang, semua mata tertuju padanya, namun hasil yang didapat di Mandalika mengecewakan banyak pihak, termasuk dirinya sendiri.
Perubahan Drastis dari Japan ke Indonesia
Satu pekan sebelum acara di Mandalika, Pecco Bagnaia berhasil meraih pole position dan kemenangan di MotoGP Jepang. Namun, perjalanan menuju Indonesia membawa berbagai tantangan baru yang tak terduga bagi pembalap asal Italia tersebut.
Bersama timnya, Bagnaia menyaksikan performa gemilangnya di Jepang berubah menjadi kesulitan di sirkuit Mandalika. Selama sesi latihan, ia langsung menunjukkan tanda-tanda kesengsaraan dengan grip ban yang minim.
Keseimbangan motor yang dirasakannya sangat berbeda jauh dari pekan lalu. “Ini adalah akhir pekan yang sangat mengecewakan setelah pencapaian saya di Jepang,” ungkap Bagnaia, menambahkan bahwa harapannya sepertinya tak tercapai.
Analisis Tim Ducati Terhadap Performanya
Menanggapi keterpurukan hasil di Mandalika, Bagnaia mengungkapkan bahwa tim Ducati sudah menganalisis data teknis secara menyeluruh. Meski telah dilakukan berbagai pemeriksaan, penyebab performa buruknya belum berhasil diidentifikasi.
Seluruh tim merasa kebingungan, karena motor yang digunakan merupakan tipe yang sama dengan yang telah meraih prestasi di Jepang. “Performa motor seharusnya tidak berbanding terbalik dengan apa yang kita miliki sebelumnya,” jelasnya.
Masalah utamanya adalah grip ban belakang. Sirkuit Mandalika yang terkenal dengan panasnya menyebabkan ban kehilangan daya cengkeram dengan cepat, serta berdampak pada stabilitas motor.
Tantangan Sirkuit Mandalika bagi Pembalap
Sirkuit Mandalika memang dikenal memiliki karakter yang unik dan menantang bagi para pembalap, termasuk Pecco Bagnaia. Tikungan-tikungan cepat yang bergantian dengan area grip rendah sering kali menyulitkan para pembalap, khususnya dari tim Ducati.
Panas ekstrem menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan ini. Dengan suhu lintasan yang melebihi 60 derajat Celsius, ban mengalami overheat lebih cepat dari biasanya, mempengaruhi kestabilan di berbagai sektor lintasan.
Bagi Bagnaia, pengalaman di Mandalika bukanlah hal baru, tetapi tetap menjadi ‘teka-teki’ yang sulit untuk dipecahkan. Dia berharap bisa menemukan solusi untuk meraih hasil yang lebih baik di sirkuit ini pada kesempatan mendatang.











