Dalam mengatasi tantangan di industri otomotif, Honda Prospect Motor (HPM) menekankan kebutuhan akan insentif dari pemerintah untuk mengangkat penjualan mobil yang tengah tertekan. Saat ini, daya beli masyarakat semakin menurun akibat kondisi ekonomi yang kurang stabil, dan kehadiran insentif dinilai sangat penting untuk mendukung pasar otomotif.
Yusak Billy, yang menjabat sebagai Direktur Penjualan & Pemasaran HPM, optimis bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja penjualan kendaraan. Dia mengungkapkan bahwa deregulasi dan insentif fiskal merupakan langkah yang dapat membantu menarik investasi lebih banyak ke sektor otomotif di Indonesia.
Dia menambahkan, “Saat ini, situasinya memang menuntut adanya intervensi untuk menciptakan iklim pasar yang lebih menarik dan kompetitif.” Dalam wawancara tersebut, Billy juga menekankan bahwa insentif saat ini sangat diperlukan untuk merangsang kembali pertumbuhan industri otomotif yang terpuruk.
Peran Insentif untuk Mendorong Penjualan Mobil
Pentingnya insentif dari pemerintah tidak hanya menjadi harapan Honda, tetapi juga perusahaan otomotif lainnya yang beroperasi di Indonesia. Dengan kondisi pasar yang masih melambat, dukungan ini dianggap sebagai angin segar bagi industri yang tengah berjuang. Insentif dianggap bisa menyalakan kembali gairah sektor otomotif yang hingga kini masih lesu.
Menurut Yusak Billy, kehadiran insentif akan memberikan dampak positif yang signifikan. Ia memberikan peringatan bahwa tanpa tindakan tersebut, pasar otomotif bakal terbelenggu dalam stagnasi berkepanjangan. Ini berpotensi memengaruhi investasi dan penciptaan lapangan kerja di sektor ini.
Ia juga mencatat bahwa setiap kebijakan yang akan diterapkan perlu melibatkan pemangku kepentingan dari industri otomotif, untuk memastikan solusi yang diambil efektif dan efisien. Keterlibatan semua pihak dianggap krusial dalam merumuskan kebijakan yang dapat memacu pertumbuhan.
Model Insentif yang Bisa Diterapkan
Salah satu bentuk insentif yang diajukan adalah pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang disambut positif oleh pelaku pasar. Konsep ini sudah terbukti efektif saat diterapkan di tengah pandemi Covid-19, yang menyebabkan penjualan mobil kembali meningkat signifikan pada periode tersebut.
Jap Ernando Demily, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM), juga sependapat dan menegaskan bahwa insentif tersebut dapat memicu lonjakan penjualan mobil dalam waktu singkat. Dia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan langkah serupa untuk menghidupkan kembali industri yang sedang terpuruk.
Data menunjukkan bahwa sebelum adanya kebijakan tersebut, penjualan mobil hanya berlangsung di angka sekitar 800 ribu unit per tahun. Penurunan ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi oleh sektor otomotif saat ini.
Tren Penjualan Mobil di Indonesia dan Faktor-Faktor Penentunya
Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail untuk tahun 2025 menunjukkan penurunan 9,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total mencapai 390.467 unit pada semester pertama. Ini mencerminkan adanya berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku industri otomotif di Indonesia saat ini.
Dalam periode yang sama, angka wholesales juga mengalami penyusutan mencapai 8,6 persen, menandakan bahwa distribusi dari pabrik ke dealer turut terpengaruh oleh kondisi pasar yang tidak stabil. Penurunan penjualan ini berpotensi menimbulkan dampak berantai pada perekonomian secara keseluruhan.
Apalagi, jika dilihat dari data penjualan di bulan Juni, terlihat penurunan yang lebih signifikan dibandingkan tahun lalu. Retail yang tercatat mencapai 61.647 unit dibandingkan 70.290 unit di tahun sebelumnya adalah sinyal yang jelas bahwa industri otomotif memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Harapan untuk Masa Depan Sektor Otomotif Indonesia
Di tengah segala tantangan ini, para pelaku industri optimistis bahwa langkah-langkah yang tepat dapat membantu memulihkan pasar. Diskusi antara pemerintah dan para pelaku industri dinilai sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan sektor otomotif secara berkelanjutan. Dengan cara ini, diharapkan tidak hanya penjualan mobil yang meningkat, tetapi juga iklim investasi bisa lebih baik.
Sebagian besar pelaku industri sepakat bahwa kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka percaya bahwa kebijakan yang relevan akan membawa efek positif bagi semua pihak, termasuk untuk konsumen dan investor.
Dengan mengetahui pentingnya insentif, diharapkan pemerintah dapat mengambil langkah yang lebih energized dan strategis. Hal ini diharapkan menjadi awal dari pemulihan sektor otomotif yang sempat mengalami kendala serius akibat kondisi perekonomian saat ini.