Pendamping UD Usaha Mandiri sekaligus peneliti dari Unsoed, Santi Dwi Astuti, mengungkapkan bahwa Mocaf memiliki potensi pasar yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Produk ini menawarkan karakteristik serupa tepung gandum, bahkan dengan keunggulan kesehatan yang menarik perhatian banyak kalangan.
Mocaf, yang bebas gluten dan memiliki indeks glikemik rendah, menjadi pilihan favorit bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan kesehatan khusus. Selain itu, produk ini kaya akan serat, menjadikannya ideal untuk diadopsi dalam berbagai jenis makanan sehat.
UD Usaha Mandiri tidak hanya berhenti pada produksi tepung Mocaf, mereka juga menjalin kerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Banjarnegara, Unsoed, dan AMIKOM Purwokerto untuk mengeksplorasi berbagai produk olahan turunan. Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas jangkauan produk yang berbasis pada singkong.
Peluang Pasar Mocaf di Dalam dan Luar Negeri
Mocaf kini diolah menjadi berbagai jenis makanan sehari-hari seperti tepung kue, kukis, sereal, mi, dawet, hingga beras analog. Inovasi ini menjadi langkah penting dalam memperluas diversifikasi produk berbasis singkong, serta memperkuat daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Namun, Santi mengakui bahwa perkembangan Mocaf di Banjarnegara masih menghadapi sejumlah kendala. Beberapa tantangan utama adalah kapasitas produksi, standardisasi mutu, dan pengembangan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Memperkuat kapasitas produksi merupakan hal yang krusial agar UD Usaha Mandiri mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Pemilik UD Usaha Mandiri, Supriyanto, berharap bisa mendapatkan dukungan dari Kementerian UMKM untuk mempercepat peningkatan produksi mereka.
Kendala dalam Pengembangan Produk Mocaf
Saat ini, kapasitas produksi UD Usaha Mandiri baru mencapai sekitar 100 ton per bulan. Namun, untuk berdaya saing di pasar domestik, kapasitas ini perlu ditingkatkan minimal menjadi 300 ton per bulan. Ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar usaha bisa berkembang lebih pesat.
Pengembangan produk Mocaf ini juga adalah salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas hidup petani singkong. Dengan adanya usaha ini, para petani dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih baik daripada jika dijual kepada tengkulak.
Supriyanto menegaskan, “Harapannya, singkong dari petani bisa diserap lebih banyak dengan harga yang lebih tinggi sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat.” Promosi produk yang baik akan makin mendatangkan perhatian pada Mocaf dan produk turunannya.
Pentingnya Dukungan dan Kolaborasi untuk Pertumbuhan Usaha
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sangatlah penting dalam pengembangan Mocaf. Kolaborasi antara petani, peneliti, dan pelaku usaha harus terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap langkah menuju pengembangan produk dapat berjalan dengan efektif.
Adanya kerja sama dengan institusi pendidikan seperti Unsoed dan AMIKOM Purwokerto memberikan akses pada penelitian dan pengembangan yang lebih baik. Dengan kerja sama ini, diharapkan produk yang dihasilkan tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki inovasi yang berkelanjutan.
Penting bagi seluruh pihak untuk memahami bahwa keberhasilan Mocaf bukan hanya tentang peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga mencakup inovasi dan pemahaman tentang pasar. Strategi pemasaran yang lebih cerdas dan kreatif akan membantu dalam menarik minat konsumen.