Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan tekad untuk berperan aktif dalam pengelolaan aset infrastruktur olahraga di tingkat daerah. Melalui kolaborasi dengan sektor swasta, diharapkan pengelolaan stadion serta fasilitas olahraga dapat mencapai standar yang lebih modern dan berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya penting untuk revitalisasi acara olahraga, tetapi juga untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang ada di dalamnya. Dengan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan akan tercipta sinergi yang bermanfaat bagi perkembangan olahraga di tanah air.
Dalam konteks ini, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Askolani, memberikan pandangannya pada forum utama Indonesia Sports Summit (ISS) 2025. Dalam panel diskusi tersebut, ia menekankan pentingnya pengelolaan aset yang lebih baik, yang salah satunya menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta.
Kesiapan Kemenkeu dalam Mengoptimalkan Aset Olahraga
Askolani mengungkapkan bahwa pengelolaan aset olahraga di daerah masih jauh dari optimal. Menurutnya, dibutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah pusat, pemda, dan pihak swasta untuk meningkatkan kualitas fasilitas ini. Hal ini merupakan langkah penting untuk mewujudkan stadion yang tidak hanya digunakan untuk acara olahraga.
Pemerintah pusat telah membangun banyak stadion di berbagai daerah melalui skema tahun jamak, termasuk 22 stadion yang ditargetkan selesai pada 2025. Askolani menyatakan bahwa ada tiga pilar utama yang harus saling bersinergi dalam pengelolaan ini: pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan potensi aset olahraga dapat dimanfaatkan secara maksimal. Memanfaatkan stadion untuk acara seni, komunitas, dan kegiatan ekonomi lainnya juga dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat.
Pentingnya Kolaborasi antara Pemangku Kepentingan
Askolani menekankan bahwa pihak swasta memiliki pengalaman yang lebih baik dalam memahami pemanfaatan ekonomi dari aset olahraga. Oleh karena itu, penting untuk membangun transparansi dan mekanisme kerja sama yang jelas sejak awal. Ini akan menjadi landasan yang kuat dalam pengelolaan yang berkelanjutan.
Dia menambahkan, Kemenkeu siap untuk memberikan bantuan dalam hal penilaian nilai aset yang akan dikerjasamakan. Ini mencakup penghitungan nilai, appraisal, dan juga kemungkinan insentif fiskal untuk sektor swasta yang berkolaborasi dengan pemda.
Perhatian khusus juga diberikan kepada pengelolaan kawasan, seperti Gelora Bung Karno (GBK) dan Sirkuit Mandalika, yang telah mendapat dukungan dalam bentuk fasilitas pajak. Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama antara pemerintah dan swasta dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Menjawab Tantangan dalam Pengelolaan Stadion
Pertanyaan mendasar setelah pembangunan stadion adalah bagaimana pengelolaan fasilitas tersebut. Kemenkeu ingin memastikan bahwa semua stadion yang telah dibangun dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak terabaikan setelah selesai dibangun.
Di beberapa daerah, pemda sering kali mengalami kesulitan dalam merawat aset-aset ini. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, stadion dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat dan membantu meningkatkan perekonomian lokal.
Askolani menegaskan bahwa kerja sama ini sangat penting. Berbagai acara dan kegiatan yang dapat dilaksanakan di stadion menjadi potensi besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan menciptakan nilai lebih untuk daerah.
Potensi Ekonomi dari Fasilitas Olahraga yang Terkelola Baik
Dalam skema kolaboratif ini, pemenuhan kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang baik diharapkan dapat tercapai. Apabila pemda dan swasta dapat bersinergi dengan baik, maka pertumbuhan industri olahraga di Indonesia bisa sangat pesat.
Kolaborasi yang baik tidak hanya akan menambah jumlah acara olahraga, tetapi juga membuka peluang baru di sektor ekonomi kreatif. Misalnya, event-event yang melibatkan seni, budaya, dan komunitas dapat diadakan di stadion yang dikelola dengan baik.
Keberadaan stadion yang dikelola secara profesional akan menarik perhatian tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga internasional, sehingga mendorong pertumbuhan pariwisata. Ini akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi ekonomi daerah dan nasional.











