PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta mencatat terdapat sekitar 140 perlintasan liar kereta api di wilayahnya hingga awal Oktober 2025. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena meningkatkan risiko kecelakaan yang dapat menimpa pengguna jalan dan penumpang kereta api.
Kendati demikian, dari total perlintasan tersebut, 287 lainnya diatur dan dijaga bersama pihak-pihak terkait. Hal ini menandakan upaya sistematis dalam meningkatkan keselamatan di kawasan tersebut.
“Perlintasan sebidang memiliki potensi tinggi sebagai titik kecelakaan, sehingga memerlukan perhatian lebih dari semua pihak,” ujar Ixfan Hendriwintoko, Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, di Jakarta, Ahad lalu.
Oleh karena itu, PT KAI Daop 1 Jakarta terus berupaya menutup secara bertahap perlintasan liar yang ada, sesuai dengan regulasi yang berlaku. Mereka juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan jalur resmi yang lebih aman bagi keselamatan bersama.
Selain penutupan perlintasan liar, PT KAI Jakarta juga aktif melakukan sosialisasi terkait keselamatan perkeretaapian. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan dalam bertransportasi.
“Kami berharap masyarakat semakin menyadari bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama, dan setiap pengguna jalan wajib memprioritaskan perjalanan kereta api,” tambah Ixfan, merujuk pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Kegiatan sosialisasi dilakukan, antara lain, pada Sabtu (4/10) di JPL 75 Stasiun Sudimara. Dalam kegiatan tersebut, PT KAI Daop 1 Jakarta melibatkan komunitas pecinta kereta api untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran akan keselamatan.
Risiko Kecelakaan Akibat Perlintasan Liar di Jakarta
Perlintasan liar yang masih ada di wilayah Daop 1 Jakarta memberikan tantangan besar dalam menjaga keselamatan transportasi kereta api. Perlintasan ini seringkali kurang diawasi dan memiliki risiko tinggi bagi pengguna jalan.
Banyaknya perlintasan liar juga memunculkan potensi terjadinya kecelakaan yang dapat berakibat fatal. Hal ini menuntut kerjasama antara pemerintah, PT KAI, dan masyarakat untuk mengatasi isu ini secara komprehensif.
Setiap tahun, banyak kecelakaan terjadi di perlintasan sebidang, yang melibatkan baik kendaraan roda empat maupun roda dua. Oleh karena itu, sosialisasi dan penutupan perlintasan liar menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditunda lagi.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT KAI telah berkomitmen untuk meningkatkan standar keselamatan di seluruh jaringannya. Kegiatan sosialisasi menjadi salah satu strategi dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mentaati rambu-rambu yang ada di perlintasan.
Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Keselamatan Kereta Api
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keselamatan perkeretaapian tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat diharapkan aktif berperan dalam mengawasi dan melaporkan perlintasan liar yang masih ada.
Selain itu, edukasi mengenai keselamatan di perlintasan kereta api harus terus digalakkan. Dengan informasi yang tepat, diharapkan masyarakat bisa lebih waspada saat beraktivitas di dekat jalur kereta api.
Pendidikan tentang keselamatan perkeretaapian sebaiknya dimulai sejak usia dini. Sekolah-sekolah dapat berkolaborasi dengan PT KAI untuk mengadakan program-program yang mendidik siswa tentang keselamatan di perlintasan.
Penting juga untuk memahami peraturan yang ada, seperti mendahulukan kereta yang melintas. Hal ini merupakan aspek krusial dalam mencegah terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang.
Tindakan dan Langkah Ke Depan Dalam Meningkatkan Keselamatan Kereta Api
Ke depan, PT KAI berencana untuk menerapkan teknologi modern guna meningkatkan keamanan di perlintasan. Dengan sistem otomatisasi yang lebih baik, diharapkan kecelakaan dapat diminimalisir.
Pemanfaatan media sosial juga bisa menjadi alat yang efektif dalam menyebarkan informasi mengenai keselamatan perkeretaapian. Dengan cara ini, pesan dapat diterima lebih luas dan cepat oleh masyarakat.
Kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Pihak terkait perlu bersinergi untuk mengatasi kendala yang ada dalam meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api.
Pemberian sanksi disipliner bagi pelanggar yang berani melanggar aturan di perlintasan juga jadi langkah yang harus diambil. Langkah ini penting untuk memberikan efek jera dan mendukung upaya keselamatan secara keseluruhan.