Mobil listrik merupakan salah satu tren terbaru dalam industri otomotif, termasuk di Indonesia. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah mobil listrik konsep yang bernama Ayla EV yang telah diperkenalkan lebih dari tiga tahun lalu tetapi belum resmi diluncurkan.
Direktur Pemasaran dan Komunikasi Korporat Astra Daihatsu Motor, Sri Agung Handayani, menjelaskan bahwa masih ada banyak kekhawatiran dari konsumen mengenai mobil listrik ini. Meskipun perhatian terhadap mobil listrik terus tumbuh, mereka ingin memastikan bahwa calon pembeli mendapatkan informasi dan keyakinan yang cukup sebelum memutuskan untuk membeli.
Studi yang telah dilakukan ADM menunjukkan bahwa calon pembeli mobil pertama memiliki kekhawatiran yang bervariasi, mulai dari konsumsi energi listrik, keselamatan berkendara, hingga daya beli mereka. Risau dalam membeli mobil listrik bukan tanpa alasan, karena faktanya banyak yang belum merasa siap beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik.
Ayla EV: Mobil Listrik untuk Pembeli Pertama
Memperkenalkan Ayla EV ke pasar mobil listrik Indonesia menjadi langkah strategis bagi ADM untuk menjangkau segmen pembeli pertama (first car buyer). Model ini juga diharapkan menjadi alternatif menarik bagi mereka yang beralih dari sepeda motor ke mobil.
Ayla, sebagai model basis untuk Ayla EV, dikenal sebagai Low Cost Green Car (LCGC) yang diperuntukkan bagi konsumen yang mencari kendaraan dengan harga terjangkau. Dengan pendekatan ini, ADM berambisi membantu masyarakat memiliki mobil pribadi yang ramah lingkungan dan terjangkau.
Dalam upaya memahami lebih dalam kebutuhan pasar, ADM telah melakukan survei kepada sekitar seribu orang, baik pengguna kendaraan yang ada maupun calon pembeli. Survei ini bertujuan untuk menggali lebih jauh mengenai preferensi konsumen terhadap kendaraan listrik.
Kekhawatiran dan Harapan Konsumen
Sebuah temuan menarik dari survei tersebut adalah masih banyak kekhawatiran dari calon pembeli mobil listrik. Konsumen mengungkapkan kekhawatiran tentang konsumsi listrik yang tinggi dan ketidakpastian mengenai infrastruktur pengisian daya yang masih kurang memadai di beberapa daerah.
Ada juga faktor keselamatan yang menjadi perhatian utama, di mana konsumen merasa perlu ada bukti nyata mengenai keamanan kendaraan listrik ketika digunakan sehari-hari. Kelemahan dalam daya beli juga menjadi salah satu alasan yang mempengaruhi keputusan mereka untuk tidak langsung beralih ke kendaraan listrik.
Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, ada indikasi bahwa minat untuk membeli mobil listrik mulai tumbuh. Hal ini mendorong ADM untuk terus berinovasi dan memberi edukasi kepada pasar mengenai manfaat dari mobil listrik, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.
Spesifikasi Ayla EV yang Menarik Perhatian
Ayla EV pertama kali diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, dan membawa teknologi yang cukup menarik. Dikenal dengan motor listrik 60 kW, mobil ini dilengkapi dengan baterai lithium-ion berkapasitas 32 kWh.
Spesifikasi ini menunjukkan potensi Ayla EV dalam hal kinerja dan efisiensi energi, yang sangat penting untuk menarik perhatian calon pembeli. Meskipun harga yang diperkirakan berkisar antara Rp250 juta hingga Rp300 juta cukup tinggi untuk segmen LCGC, namun fitur yang ditawarkan akan memberikan nilai lebih bagi pelanggan.
Kolaborasi teknologi yang tepat antara produk lokal dan inovasi global menjadi kunci untuk memastikan Ayla EV dapat bersaing dengan mobil listrik lainnya yang sudah ada di pasar. ADM bertekad untuk mempersembahkan sebuah kendaraan yang tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di Indonesia.