Antrean panjang pembeli BYD Atto 1 menciptakan situasi distribusi yang agak rumit. Proses ini kini menjadi seperti estafet, yang memerlukan koordinasi dan manajemen yang baik untuk memastikan semua pelanggan mendapatkan unit kendaraan mereka tepat waktu.
Kepala Hubungan Publik dan Pemerintahan BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen yang melakukan pemesanan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dijadwalkan menerima unit mereka pada bulan Desember. Awalnya, perusahaan berkomitmen untuk mengirimkan unit mulai bulan Oktober, tetapi saat ini konsumen yang datang belakangan harus bersabar lebih lama.
“Pembeli yang melakukan pemesanan di paruh tengah GIIAS kini diperkirakan akan menerima unit mereka pada bulan November, dan beberapa mungkin harus menunggu hingga Desember,” ungkap Luther di Yogyakarta, Rabu (13/8).
Strategi Distribusi untuk Mencapai Kepuasan Konsumen
Luther menegaskan bahwa BYD berkomitmen untuk mendistribusikan Atto 1 dengan sebaik mungkin. Perusahaan memahami pentingnya menjaga kepuasan konsumen, sehingga segala upaya akan dilakukan untuk memenuhi janji pengiriman yang telah dibuat.
Pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan dalam menghadapi permintaan yang tinggi. Luther menjelaskan bahwa jumlah tenaga penjual serta kemampuan logistik dan distribusi saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.
“Tahun lalu kami tidak memiliki jaringan penjualan yang sekuat sekarang. Banyak aspek yang telah diperbaiki, termasuk dari sisi tenaga kerja dan proses distribusi,” jelasnya. Dengan peningkatan ini, mereka berharap dapat menghindari masalah yang serupa kembali terjadi.
Pengalaman dari GIIAS dan Permintaan Tinggi untuk Atto 1
Ketika ditanya tentang jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang berhasil diraih selama GIIAS 2025, Luther enggan memberikan rincian pasti. Namun, ia mengonfirmasi bahwa total seluruh SPK yang diterima mencapai 4.195, termasuk untuk model Atto 1.
Jumlah ini tentunya mencerminkan tingkat ketertarikan yang tinggi terhadap Atto 1. Meski demikian, Luther tidak menjelaskan persentase spesifik dari kontribusi Atto 1 terhadap total SPK tersebut.
“Biasanya, unit yang diluncurkan dalam pameran seperti ini mendapatkan tanggapan yang baik. Namun, jumlah pastinya masih dalam tahap penghitungan dan saya belum dapat membeberkan informasi lebih lanjut,” tambahnya. Ia mengindikasikan bahwa tingginya minat konsumen terhadap Atto 1 mungkin akan melampaui kapasitas distribusi per bulan.
Proyeksi Distribusi dan Tantangan di Depan
Dari informasi yang disampaikan, terlihat bahwa distribusi Atto 1 berpotensi mengalami keterlambatan bagi sebagian konsumen. Jika pembeli GIIAS harus menunggu hingga bulan Desember, hal ini mungkin berarti konsumen yang melakukan pembelian di luar pameran akan menghadapi jangka waktu yang lebih panjang lagi, mungkin hingga tahun depan.
Tantangan ini menekankan betapa pentingnya bagi BYD untuk terus meningkatkan kapasitas dan efisiensi dalam proses distribusi. “Kami harus memastikan bahwa setiap langkah dalam rantai pasokan berjalan dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan pasar,” jelas Luther.
Dengan berlalunya waktu, BYD diharapkan mampu mengadaptasi strategi distribusi mereka untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi. Hal ini juga penting untuk memperkuat reputasi serta kepuasan pelanggan terhadap produk mereka.