Astra Daihatsu Motor (ADM) baru-baru ini menanggapi penurunan penjualan Rocky di pasar domestik. Penurunan ini diyakini terjadi karena pergeseran perhatian konsumen dari SUV ringkas ke model mobil yang lebih terjangkau, seperti LCGC.
Sri Agung Handayani, Direktur Marketing dan Perencanaan serta Komunikasi ADM, menyatakan bahwa penurunan penjualan Rocky sejalan dengan peningkatan penjualan model LCGC Daihatsu, yaitu Sigra dan Ayla.
Dia menjelaskan bahwa kondisi ini tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan preferensi konsumen, tetapi juga lebih kepada skala ekonomi yang mendorong masyarakat untuk memilih kendaraan yang lebih terjangkau dan efisien.
“Ya karena mungkin LCGC kami mulai membaik,” ucap Agung dalam kesempatan di pabrik Daihatsu Jakarta. Dia menambahkan, perusahaannya tetap berfokus pada LCGC dan Grand Max untuk mendukung pelaku usaha yang mulai merintis bisnis.
Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan Rocky memang menunjukkan tren yang kurang menggembirakan. Hal ini terjadi terutama setelah peluncuran model baru dari segmen SUV ringkas, yaitu Suzuki Fronx.
Fakta Mengenai Penjualan Rocky dan Konkurensinya di Pasar SUV
Dalam data penjualan, pada bulan Juni, Rocky hanya tercatat terjual sebanyak 52 unit. Angka ini jauh tertinggal dari Fronx yang baru diluncurkan, yang berhasil mencatat angka penjualan mencapai 1.782 unit.
Di bulan yang sama, model kembaran Rocky, yaitu Toyota Raize, juga menunjukkan performa lebih baik dengan penjualan mencapai 619 unit. Penjualan Rocky tampaknya tertekan oleh hadirnya pesaing baru yang lebih diminati konsumen.
Selanjutnya, pada bulan Juli, distribusi Rocky sedikit meningkat menjadi 111 unit. Namun, Fronx mencatatkan penjualan luar biasa sebesar 2.197 unit, sementara Raize berada di angka 562 unit.
Agung berpendapat bahwa persaingan di segmen SUV ringkas semakin ketat. Namun, dia juga menggarisbawahi pentingnya tidak hanyaBerpaku pada angka penjualan semata, tetapi juga memperhatikan tren kebutuhan pelanggan.
Untuk menjaga relevansi produk, Daihatsu telah meluncurkan varian Rocky Hybrid. Meskipun peluncuran ini belum menunjukkan dampak signifikan terhadap penjualan secara keseluruhan, Agung menyatakan bahwa langkah ini merupakan komitmen Daihatsu terhadap produk yang lebih ramah lingkungan.
Rencana Pengembangan Produk dan Strategi Penjualan Daiahatsu
Daihatsu berinvestasi dalam pengembangan produk yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin dinamis. Rocky Hybrid, yang baru diluncurkan, menjadi salah satu contoh dari upaya tersebut.
Agung menegaskan bahwa produk baru ini bukan hanya sekedar untuk menambah variasi, namun juga untuk memberikan pilihan kepada konsumen yang semakin sadar akan isu lingkungan. “Kami ingin memberikan apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.
Dalam rangka menjalankan komitmen tersebut, Daihatsu juga meningkatkan promosi untuk model-model yang memiliki fitur ramah lingkungan. Langkah ini diharapkan akan menarik perhatian konsumen muda yang lebih peduli terhadap keberlanjutan.
Sebelumnya, Rocky Hybrid berhasil mencatat angka penjualan yang cukup baik. Dalam 11 hari penyelenggaraan GIIAS 2025, model ini berhasil mendapatkan 147 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK), menandakan ketertarikan yang besar dari masyarakat.
Step itu memang menunjukkan bahwa ada pasar yang cerah untuk kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Ini menjadi sinyal positif atas minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih sustainable.
Perubahan Preferensi Konsumen dan Dampaknya Terhadap Pasar Mobil di Indonesia
Preferensi mobil di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak konsumen mulai berpindah dari segmen SUV yang lebih tinggi ke model yang lebih terjangkau dan efisien seperti LCGC.
Penghematan biaya operasional serta efisiensi bahan bakar menjadi pertimbangan utama bagi konsumen saat ini. Hal ini tentu memberi dampak pada penjualan model-model SUV seperti Rocky yang kini berhadapan dengan tantangan baru.
Selain itu, dengan adanya penawaran kendaraan listrik yang semakin beragam, konsumen juga mulai mempertimbangkan opsi mobil yang lebih ramah lingkungan. Model hybrid dan listrik menjadi alternatif yang semakin menarik bagi kelompok demografis yang lebih muda.
Perubahan ini menunjukkan bahwa pelaku industri otomotif perlu cepat beradaptasi. Penawaran yang relevan akan menjadi kunci untuk tetap bersaing di pasar yang dinamis ini.
Hal ini mendorong produsen untuk menggali lebih dalam tentang kebutuhan konsumen dan merespons dengan cepat terhadap tren yang ada di industri otomotif.