Pasar mobil berbasis elektrifikasi di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun ini. Peningkatan penjualan yang mencolok ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran preferensi masyarakat dari kendaraan berbahan bakar fosil ke pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi kendaraan listrik murni, plugin hybrid, dan hybrid mengalami kenaikan yang substansial selama periode Januari hingga November 2025 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Contoh yang mencolok adalah kenaikan penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) yang mencapai 113 persen, diikuti oleh plugin hybrid electric vehicle (PHEV) dan kendaraan hybrid. Selain itu, permintaan untuk mobil konvensional mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Misalnya, BEV mencatat pertumbuhan hingga 43.848 unit, dan PHEV juga naik sebesar 4.182 unit. Di sisi lain, kendaraan konvensional mengalami penurunan, seperti kategori low-cost green car (LCGC) yang menyusut hingga 50.169 unit.
Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi energi menjadi pendorong utama peralihan ini. Masyarakat semakin menyadari manfaat jangka panjang dari penggunaan kendaraan listrik, baik dari sisi biaya operasional yang lebih rendah maupun dampak lingkungan yang lebih positif.
Peningkatan Penjualan Kendaraan Elektrifikasi di Tahun 2025
Pada tahun 2025, penjualan mobil elektrifikasi terus menunjukkan trend yang positif. Data menunjukkan bahwa selama sebelas bulan pertama, distribusi kendaraan elektrifikasi mencapai titik tertinggi dalam sejarah, dengan pertumbuhan permintaan yang melampaui ekspektasi banyak pihak.
Kimura D Sugiarto, Ketua I Gaikindo, menjelaskan bahwa salah satu alasan permintaan mobil konvensional menurun adalah karena kehadiran mobil elektrifikasi dengan harga yang semakin terjangkau. Hal ini membuat masyarakat lebih tertarik untuk beralih ke kendaraan ini.
“Saat ini banyak pilihan mobil BEV dan PHEV yang terjangkau, sehingga semakin banyak yang beralih,” ujar Jongkie D Sugiarto. Ia juga menyoroti bahwa PHEV mengalami lonjakan permintaan yang signifikan di pasar.”
Menurutnya, meskipun kendaraan listrik murni memiliki daya tarik tersendiri, PHEV menawarkan berbagai keuntungan, termasuk harga yang lebih bersahabat dan kenyamanan penggunaan. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Dalam data distribusi yang telah direkap, tercatat bahwa mobil berbasis baterai mencatat angka yang fantastis, meningkat hingga 82.525 unit yang menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan.
Data dan Statistik Penjualan Mobil Elektrifikasi di Indonesia
Data mengenai distribusi kendaraan listrik pada Januari hingga November 2025 menunjukkan tren yang sangat positif. Distribusi mobil listrik, yakni BEV, PHEV, dan hybrid, mengalami pertumbuhan yang sangat menggembirakan dibanding dengan tahun lalu.
Pada periode yang sama, distribusi BEV mencapai angka 82.525 unit, yang merupakan peningkatan 113 persen dibandingkan dengan 38.677 unit tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya konsumen yang memilih mobil berteknologi ramah lingkungan.
Sementara itu, PHEV menunjukkan pertumbuhan luar biasa dengan peningkatan hingga 3.217 persen, dari 130 unit menjadi 4.312 unit. Angka ini menggambarkan betapa cepatnya PHEV mulai diterima oleh masyarakat.
Kendaraan hybrid juga mengalami pertumbuhan, meski tidak setinggi dua kategori sebelumnya. Permintaan untuk mobil hybrid meningkat enam persen, mencapai 57.311 unit, dibandingkan dengan 53.986 unit pada tahun lalu.
Informasi mengenai penjualan mobil elektrifikasi di Indonesia selama Januari-November 2025 adalah sebagai berikut: BEV 82.525 unit, PHEV 4.312 unit, dan HEV 57.311 unit. Data ini menunjukkan bahwa sektor otomotif nasional sedang bergeser ke arah kendaraan listrik yang lebih berkelanjutan.
Faktor yang Mempengaruhi Peralihan Menuju Mobil Elektrifikasi
Salah satu faktor utama yang mendorong peralihan ini adalah kesadaran akan dampak lingkungan. Dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap isu perubahan iklim, kendaraan listrik dianggap sebagai solusi yang lebih baik dibandingkan dengan kendaraan berbasis bahan bakar fosil.
Selain itu, insentif pemerintah dan kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur kendaraan listrik juga berperan besar. Pemerintah Indonesia telah mulai mengimplementasikan berbagai program yang bertujuan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik.
Dari sisi produsen, banyaknya peluncuran model terbaru yang lebih menarik dan terjangkau turut mempengaruhi keputusan konsumen. Mobil listrik kini hadir dengan berbagai fitur canggih yang menjadikannya pilihan menarik di pasar otomotif.
Bukan hanya itu, faktor biaya operasional yang lebih rendah dari kendaraan listrik dibandingkan kendaraan konvensional menjadi pertimbangan utama. Konsumen semakin menyadari bahwa meskipun harga beli kendaraan listrik bisa lebih tinggi, biaya pemeliharaan dan operasional jangka panjangnya jauh lebih ekonomis.
Dengan berbagai faktor yang mendukung, diprediksi bahwa tren ini akan terus berlanjut. Mobil elektrifikasi diharapkan semakin mendominasi pasar otomotif di Indonesia dalam waktu dekat, menciptakan masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.











