Penjualan mobil listrik di Indonesia menunjukkan angka yang menggembirakan, terutama dalam periode Januari hingga November. Berdasarkan data terbaru, distribusi mobil listrik berbasis baterai mencapai 82.525 unit, mencatat kenaikan drastis sebesar 113 persen dibandingkan tahun lalu.
Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa pada periode yang sama tahun lalu, jumlah distribusi mobil listrik hanya mencapai 38.677 unit. Selain itu, capaian selama sebelas bulan terakhir ini juga melampaui total distribusi mobil listrik sepanjang tahun 2024 yang hanya 43.188 unit.
Kenaikan ini tidak hanya terlihat pada mobil listrik berbasis baterai, tetapi juga pada jenis kendaraan lainnya yang memasuki segmen elektrifikasi. Terutama, mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
Meningkatnya Penjualan Mobil PHEV di Indonesia
Selama periode yang sama, distribusi mobil PHEV di Indonesia mengalami lonjakan luar biasa mencapai 3.217 persen, dengan total unit mencapai 4.312. Pada tahun lalu, jumlah tersebut hanya berada di angka 130 unit, sementara total di tahun 2024 hanya sedikit meningkat menjadi 136 unit.
Tingginya pertumbuhan pada segmen PHEV menunjukkan bahwa konsumen mulai beralih ke teknologi elektrifikasi, meskipun produk tersebut masih tergolong baru di pasar. Hal ini mungkin dipicu oleh semakin banyaknya pilihan serta kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
Kenaikan jumlah mobil PHEV ini menunjukkan adanya potensi pasar yang signifikan di Indonesia. Dengan adanya dorongan dari berbagai pihak, termasuk pabrikan dan pemerintah, mobil PHEV dapat menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang menginginkan kombinasi antara efisiensi bahan bakar dan kemudahan penggunaan.
Tantangan dan Peluang di Segmen Mobil Hybrid
Sementara itu, meskipun penjualan mobil hybrid mengalami peningkatan, angkanya masih di bawah harapan. Permintaan mobil hybrid hanya naik enam persen, total unit mencapai 57.311 di akhir November. Tahun lalu, di periode yang sama, distribusi mobil hybrid berada di angka 53.986 unit.
Target distribusi mobil hybrid untuk tahun 2024 diperkirakan mencapai 59.903 unit. Meskipun ada kenaikan, upaya untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang manfaat kendaraan hybrid masih perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Kendala dalam penerimaan mobil hybrid mungkin disebabkan oleh harga yang masih lebih tinggi dibandingkan kendaraan konvensional. Oleh karena itu, penting bagi pabrikan untuk menciptakan produk yang lebih terjangkau agar dapat menarik lebih banyak konsumen.
Penurunan Penjualan Mobil Konvensional di Pasar
Di sisi lain, penjualan mobil konvensional, terutama untuk kategori Low Cost Green Car (LCGC), mengalami penurunan yang signifikan. Distribusi mobil LCGC hingga November berkurang 31 persen menjadi 112.151 unit, sedangkan tahun sebelumnya tercatat 162.320 unit.
Penyusutan ini juga tercermin di segmen mobil konvensional non-LCGC, yang mengalami penurunan sebesar 15 persen dari 530.804 menjadi 453.785 unit. Penurunan ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi konsumen yang semakin tertarik pada kendaraan ramah lingkungan.
Dengan semakin banyaknya pilihan mobil listrik yang terjangkau, tampak jelas bahwa pasar mobil konvensional mulai tertekan. Hal ini mencerminkan transisi yang sedang terjadi di Indonesia menuju kendaraan dengan emisi lebih rendah.











