Seorang turis asal China ditemukan meninggal dunia di Bali, menyisakan kemarahan dan kekhawatiran di kalangan para wisatawan. Kejadian ini bermula di sebuah hostel yang menjadi tempat menginap banyak turis yang mencari akomodasi murah di daerah Canggu.
Turis bernama Deqing Zhouga, setelah makan malam bersama teman-temannya, mengalami gejala yang sangat parah. Ia dan beberapa teman lainnya dilarikan ke rumah sakit karena diduga mengalami keracunan, menunjukkan pentingnya keamanan makanan dan sanitasi bagi wisatawan.
Pihak berwenang setempat melaporkan bahwa Deqing telah mengeluh sakit parah, yang kemudian berujung pada kematiannya beberapa jam setelah kejadian tersebut. Kasus ini semakin menyita perhatian mengingat dampaknya terhadap pariwisata di Bali.
Keracunan Massal Menjadi Sorotan di Bali
Insiden keracunan massal yang melibatkan lebih dari 20 orang ini menambah daftar masalah kesehatan yang dihadapi oleh sektor pariwisata. Kasus ini menggambarkan bagaimana situasi kesehatan dapat berdampak pada reputasi suatu destinasi wisata.
Deqing Zhouga ditemukan tidak bernyawa setelah mengalami gejala yang mencakup muntah hebat dan menggigil. Kematian tersebut diperkirakan disebabkan oleh gastroenteritis dan syok hipovolemik, kondisi medis yang sangat serius.
Penyebab keracunan massal ini menunjukkan fragmen dari masalah yang lebih besar, yakni keamanan pangan di tempat-tempat akomodasi murah. Wisatawan perlu lebih berhati-hati dan mengedukasi diri mengenai tempat yang bisa mereka percayai untuk menginap.
Proses Penyelidikan dan Keberlanjutan Kasus
Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan mengenai penyebab kematian dan keracunan massal ini. Mereka mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di hostel tersebut dan mengapa terjadi peningkatan kasus keracunan.
Menurut laporan, dokter memberikan penanganan awal kepada Deqing tetapi tidak cukup untuk menyelamatkannya. Keterbatasan biaya menjadi masalah penting, mengingat tidak semua orang dapat langsung mendapatkan perawatan medis mendesak.
Teman dari Deqing, Leila Li, juga mengalami situasi yang mengkhawatirkan setelah mengalami gejala yang sama. Dia mengungkapkan bahwa lebih dari sepuluh orang berada dalam kondisi kritis, dan ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan di hostel tersebut sangat serius.
Keluarga Korban Berjuang untuk Mendapatkan Informasi
Keluarga Deqing merasa cemas setelah tidak menerima kabar dari pihak hostel. Kakaknya berusaha menghubungi tempat tersebut, tetapi pihak hostel tidak memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi Deqing setelah kejadian.
Situasi semakin rumit ketika pihak berwenang mengonfirmasi bahwa jenazah Deqing disimpan di freezer rumah sakit pedesaan selama lebih dari 20 hari. Ini adalah praktek yang tidak lazim dan bisa menambah kesedihan keluarga yang sedang berduka.
Keluarga tentu merasa dikhianati dan berhak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Deqing. Dalam kasus seperti ini, penting bagi pihak berwenang untuk berkomunikasi dengan keluarga dan memberikan informasi yang transparan agar bisa mengurangi rasa cemas mereka.











