Di tengah gejolak sosial, insiden penembakan yang merenggut nyawa seorang pria di Makassar baru-baru ini menjadi sorotan publik. Nur Syam alias Civas, yang dikenal sebagai ‘Panglima Perang’ di komunitasnya, ditemukan tewas setelah bentrokan antarwarga pecah di kampungnya.
Pihak berwenang segera bertindak untuk menangkap pelaku penembakan tersebut. Dalam perkembangan terbaru, kepolisian telah menangkap satu orang pelaku, yang dikenal sebagai CBT, dan saat ini sedang dalam proses penyidikan lebih lanjut.
Kasus ini tidak hanya mengundang perhatian warga Makassar, tetapi juga menyoroti isu-isu sosial yang lebih dalam dalam masyarakat. Ketegangan antara kelompok di daerah tersebut nampaknya semakin memburuk dengan adanya insiden ini.
Mewasaskan Ketegangan Sosial di Makassar
Insiden yang terjadi di Kampung Sapiria menunjukkan dampak langsung dari ketegangan sosial yang ada. Masyarakat setempat tidak hanya merasakan dampak secara fisik, tetapi juga secara psikologis akibat rasa tidak aman yang terus menghantui mereka.
Bentrokan antara kelompok pemuda ini kembali muncul pasca kematian Civas, yang menambah ketegangan atmosfer di daerah tersebut. Terjadinya kerusuhan baru sehari setelah pemakaman Civas menunjukkan bahwa isu ini bukan sekadar konflik sepele, melainkan lebih dalam dan sistematis.
Polisi berupaya meredakan situasi dengan menangkap pelaku dan meningkatkan patroli di wilayah tersebut. Namun, dampak dari insiden ini mungkin akan membekas lama dalam ingatan masyarakat Kampung Sapiria dan sekitarnya.
Proses Penegakan Hukum yang Dijalankan
Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan, Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, mengungkapkan bahwa proses penegakan hukum sedang dalam tahap intensif. Penangkapan CBT merupakan langkah awal untuk memberikan keadilan kepada korban dan memperlihatkan bahwa tindakan kriminal tidak akan ditoleransi.
Penyidik kini menjalani pemeriksaan mendalam terhadap pelaku guna mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain. Penyelidikan ini akan menjadi kunci untuk meredakan ketegangan yang masih ada di lapangan.
Dalam upaya merespons situasi yang semakin memburuk, pihak kepolisian juga telah memerintahkan Detasemen Reserse Kriminal Umum untuk segera memeriksa semua pelaku lain yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Tindakan tegas ini diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan terulangnya insiden serupa di masa depan.
Dampak Kerusuhan bagi Masyarakat Lokal
Kerusuhan yang menyebabkan 13 rumah terbakar memicu kekhawatiran di komunitas lokal. Banyak keluarga yang kini kehilangan tempat tinggal, dan rasa aman yang dijunjung tinggi di lingkungan mereka semakin terancam.
Ekonomi lokal juga akan terpengaruh akibat kerusuhan ini. Kerusakan infrastruktur membuat beberapa bisnis mengalami keterpurukan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari bagi masyarakat yang bergantung pada lingkungan sekitar.
Situasi ini menjadi pelajaran keras bagi semua pihak tentang pentingnya dialog dan penyelesaian konflik secara damai. Upaya penegakan hukum saja tidak cukup jika akar permasalahan tidak ditangani dengan baik.











