Astra Motor baru-baru ini memberikan penjelasan terkait peluang untuk memproduksi Rocky Hybrid di Indonesia. Meskipun saat ini mobil ini masih diproduksi di Jepang dan dijadwalkan tiba di Indonesia pada bulan November, manajemen perusahaan sudah mempertimbangkan berbagai aspek produksi yang diperlukan.
Sri Agung Handayani, sebagai Direktur Pemasaran dan Komunikasi Perusahaan, menekankan bahwa produksi mobil baru ini tidak sesederhana hanya memindahkan pabrik. Terdapat banyak komponen yang harus dipertimbangkan sebelum pelaksanaan produksi lokal bisa dilakukan.
“Sistem rantai pasokan adalah hal yang paling mendasar,” ungkap Agung saat berbicara di Osaka, Jepang. Ia menjelaskan bahwa semua pertimbangan mulai dari hulu hingga hilir haruslah matang, agar produksi dapat berjalan optimal.
Aspek Kesiapan Produksi di Indonesia
Menurut Agung, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memproduksi Rocky Hybrid di Indonesia. Yang pertama adalah kesiapan semua komponen yang diperlukan dalam proses produksi. Selanjutnya, kemampuan dari pabrik yang ada juga harus dipastikan agar dapat memenuhi standar yang dibutuhkan.
Selain itu, Agung menyoroti pentingnya jaminan pelayanan purnajual (after sales) yang memadai. Hal ini menjadi faktor kunci dalam memutuskan apakah produksi lokal bisa dilanjutkan atau tidak.
Pabrik Karawang, yang menjadi lokasi potensial untuk produksi, sebenarnya sudah didesain untuk mendukung kendaraan elektrifikasi. KAP 2, tempat produksi ini, resmi dibuka di awal tahun dan siap untuk memproduksi kendaraan listrik.
Agung juga menjelaskan bahwa pabrik ini mengadopsi konsep E-SSC, yang merupakan inovasi dari pabrik di Kyoto. Konsep ini menekankan pada efisiensi dan kepraktisan dalam setiap lini produksi.
Meskipun persiapan sudah dilakukan, dia berharap semua pihak bisa bersabar untuk menunggu kehadiran Rocky Hybrid secara lokal. Ada berbagai tahapan yang masih harus dilalui sebelum produksi bisa dilaksanakan.
Rencana Pengiriman Unit ke Konsumen di Indonesia
Agung memastikan bahwa pengiriman unit Rocky Hybrid ke konsumen akan dimulai pada bulan November. Pengiriman ini akan dilakukan secara bertahap, dengan prioritas bagi pelanggan yang melakukan pemesanan lebih awal. Sebanyak mungkin unit akan disiapkan seiring dengan pertumbuhan permintaan di pasar.
“Kami berkomitmen untuk mengirimkan kendaraan ini dengan cepat,” lui dia menjelaskan. Proses pengiriman akan berlangsung bertahap dan diperkirakan akan meningkat di bulan Januari tahun depan.
Di sisi lain, saat ini semua unit Rocky Hybrid dibuat di pabrik di Jepang. Namun, untuk memenuhi permintaan yang ada di Indonesia, sangat mungkin ada penyesuaian dalam proses produksinya di masa yang akan datang.
Agung juga menggarisbawahi bahwa proses produksi mobil ini di Indonesia tidak akan secepat yang dibayangkan. Hal ini dikarenakan pentingnya mengikuti ketentuan dan spesifikasi lokal yang telah ditetapkan pemerintah.
Studi kelayakan yang menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan bahwa semua persyaratan pada kendaraan dapat dipenuhi seiring dengan perkembangan produksi di pabrik lokal.
Pentingnya Memenuhi Standar dan Regulasi Lokal
Sri menjelaskan bahwa untuk memproduksi Rocky Hybrid di Indonesia, semua unit tidak dapat langsung diimpor. Terdapat berbagai regulasi yang harus dipatuhi, termasuk penggantian sensor ECU dan memastikan semua suku cadang terdaftar sesuai dengan standar Nasional Indonesia (SNI).
Banyak aspek teknis lainnya juga perlu diverifikasi untuk memastikan semuanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara ini. Setiap komponen harus melalui proses homologasi dan pengujian tipe yang ketat.
Proses pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa kendaraan dapat memenuhi kriteria keselamatan dan performa yang ditetapkan. Sri juga menekankan pentingnya hubungan yang baik dengan pemasok lokal untuk memastikan ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan.
Jika semua standarisasi berhasil ditangani, pabrik di Indonesia akan dapat memenuhi produksi lokal dengan lebih efisien. Hal ini akan berpengaruh positif pada waktu pengiriman dan kepuasan konsumen.
Dengan meningkatnya permintaan kendaraan elektrifikasi di Indonesia, langkah produksi Rocky Hybrid di pabrik lokal menjadi sangat strategis. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.










