Kecelakaan tragis yang melibatkan bus yang mengangkut karyawan Rumah Sakit Bina Sehat di lereng Gunung Bromo menimbulkan keprihatinan mendalam terkait keselamatan dalam berkendara. Insiden yang terjadi pada Minggu, 14 September, menegaskan urgensi penggunaan sabuk pengaman bagi penumpang bus selama perjalanan, terutama di daerah berpotensi berbahaya.
Jumlah penumpang dalam kecelakaan tersebut mencapai 52 orang, dan delapan di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Hal ini menjadi sorotan utama bagi pihak berwenang dan masyarakat, yang semakin menyadari pentingnya keselamatan saat berada di transportasi umum.
Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, mengungkapkan betapa crucial-nya penggunaan seat belt dalam mencegah cedera serius saat kecelakaan. Ia juga mengingatkan pentingnya adanya regulasi yang ketat agar setiap penumpang di bus jarak jauh diwajibkan untuk mengenakan sabuk pengaman.
Insiden berlangsung ketika bus melintasi jalan menurun yang curam. Diduga, sistem rem bus mengalami kegagalan, yang menyebabkan kendaraan menabrak pembatas jalan dan sepeda motor yang berada di sisi lainnya. Dengan suara duka, Djoko menekankan perlunya upaya preventif yang lebih kuat dari pemerintah.
Pentingnya Sabuk Pengaman dalam Transportasi Publik
Sabuk pengaman adalah perangkat keselamatan yang wajib dipatuhi di semua jenis kendaraan, termasuk bus. Tujuannya jelas: untuk mempertahankan penumpang di tempatnya dan mencegah terlempar saat kecelakaan, yang dapat memperkecil risiko cedera fatal.
Di Indonesia, penggunaan sabuk pengaman wajib diperkenalkan oleh pemerintah dan ditekankan melalui berbagai regulasi. Pemenuhan standar keselamatan ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan perjalanan dengan angkutan umum, termasuk bus.
Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, memberikan penekanan pada kewajiban ini kepada semua perusahaan otobus, pengemudi, dan penumpang. Penegakan hukum yang tegas harus dilakukan demi keselamatan semua orang yang menggunakan transportasi umum.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat menekankan bahwa regulasi yang ada bersifat mendasar untuk menciptakan transportasi publik yang lebih aman. Dengan anggaran yang mencukupi, pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan rutin dapat dilakukan secara lebih efektif.
Analisis Kecelakaan dan Penyebabnya
Kecelakaan di lereng Gunung Bromo menunjukkan betapa berbahayanya situasi ketika kendaraan tidak dalam kondisi layak. Rem yang tidak berfungsi merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan di jalan raya, terutama pada bus yang membawa banyak penumpang.
Djoko menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin terhadap kendaraan angkutan umum. Jika anggaran untuk Kementerian Perhubungan tidak dipangkas, maka upaya pencegahan dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Adanya sistem manajemen keselamatan (SMK) yang belum sepenuhnya terealisasi menjadi perhatian penting. Pemerintah diharapkan segera menyelesaikan program-program yang ada demi peningkatan keselamatan transportasi publik.
Saat ini, banyak bus yang masih beroperasi tanpa memenuhi standar keselamatan yang baku. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dilakukan kepada operator bus yang tidak mematuhi peraturan yang ada.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat tentang Keselamatan Berkendara
Pendidikan tentang keselamatan berkendara harus dimulai dari berbagai level. Mulai dari pengemudi hingga penumpang, semua pihak perlu memahami pentingnya menggunakan sabuk pengaman selama perjalanan.
Kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya keselamatan berkendara dapat menurunkan angka kecelakaan. Masyarakat juga diharapkan untuk aktif melapor kepada pihak berwenang jika menemukan bus yang tidak memenuhi standar keselamatan.
Penerapan regulasi pun harus berjalan seiring dengan edukasi masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran adalah melalui kampanye keselamatan berkendara yang dilakukan secara berkelanjutan.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan otobus, dan masyarakat, keselamatan transportasi publik diharapkan dapat meningkat. Ini adalah demi kepentingan bersama, agar tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang.